Cara Cepat Membedakan ADHD dan Autisme?

3 November 2011

Bagaimana diagnosis ADHD pada seseorang dapat ditegakkan? Karena diagnosis ADHD itu harus kerjasama teamwork pedagodik, medis, psikolog, ortu, dll. Secara diagnosis antardisiplin ilmu untuk seseorang terkadang ada perbedaan (dari dokter anak dinyatakan ADHD, namun kenyataan di lapangan anak berkecenderungan autisme). So, what is the best solution? Apa sih, bedanya ADHD dengan autisme?

Merry

Jawab:

Terimakasih atas pertanyaanmu. Penegakan diagnosis ADHD dan autisme memang sering membingungkan orangtua, pendidik, bahkan para ahli/peneliti. Meskipun ada banyak versi dan referensi yang membahas tentang keduanya, kami bahas sebagian saja yang dianggap praktis dan up-to-date.

Mari kita mulai dari ADHD terlebih dahulu, setelah itu kami bahas tentang autisme.

Kepanjangan ADHD
Attention Deficit Hyperactivity Disorder.

Pengertian
Gangguan perkembangan mental (developmental disorder) yang ditandai dengan adanya gangguan pemusatan perhatian dan tingkah laku yang hiperaktif.

Etiologi (Penyebab)
1. Faktor lingkungan/psikososial, seperti:
a. Konflik keluarga.
b. Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai.
c. Jumlah keluarga yang terlalu besar.
d. Orang tua terkena kasus kriminal.
e. Orang tua dengan gangguan jiwa (psikopat).
f. Anak yang diasuh di penitipan anak.
g. Riwayat kehamilan dengan eklampsia, perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok saat hamil, dan alkohol.

2. Faktor genetik
Terdapat mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor dopamin (D2 dan D4) pada kromosom 11p.

3. Gangguan otak dan metabolisme
a. Trauma lahir atau hipoksia yang berdampak injury pada lobus frontalis di otak.
b. Pengurangan volume serebrum.
c. Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat serta gangguan fungsi oligodendrosit.

Gambaran Klinis
1. Gangguan pemusatan perhatian (inattention)
a. Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.
b. Mainan, dll sering tertinggal.
c. Sering membuat kesalahan.
d. Mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).

e. Sulit menyelesaikan tugas atau pekerjaan sekolah.

2. Hiperaktivitas
a. Banyak bicara.
b. Tidak dapat tenang/diam, mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak.
c. Sering membuat gaduh suasana.
d. Selalu memegang apa yang dilihat.
e. Sulit untuk duduk diam.
f. Lebih gelisah dan impulsif dibandingkan dengan mereka yang seusia.

3. Impulsivity
a. Sering mengambil mainan teman dengan paksa.
b. Tidak sabaran.
c. Reaktif.
d. Sering bertindak tanpa dipikir dahulu.

4. Sikap menentang

a. Sering melanggar peraturan.
b. Bermasalah dengan orang-orang yang memiliki otoritas.
c. Lebih mudah merasa terganggu, mudah marah (dibandingkan dengan mereka yang seusia).

5. Cemas

a. Banyak mengalami rasa khawatir dan takut.
b. Cenderung emosional.
c. Sangat sensitif terhadap kritikan.
d. Mengalami kecemasan pada situasi yang baru atau yang tidak familiar.
e. Terlihat sangat pemalu dan menarik diri.

6. Problem sosial

a. Hanya memiliki sedikit teman.
b. Sering memiliki rasa rendah diri dan tidak percaya diri.

Gambaran klinis di atas senada dengan rekomendasi dari AMERICAN ACADEMY OF PEDIATRICS (2000) tentang ADHD adalah sbb:

* Pada anak berusia 6-12 tahun dengan:

1. inattention,
2. hyperactivity,
3. impulsivity,
4. academic underachievement,
5. behavior problems,

Maka dokter sebaiknya menyiapkan evaluasi untuk ADHD.

Sekadar tambahan, pada sebagian anak yang mengalami gangguan perilaku, terdapat komorbid atau tumpang tindih dengan gangguan lainnya (Desvi Yanti, 2005)

Komorbiditas biasanya juga terjadi dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders). Szatmari, Offord, dan Boyle (dalam Grainger 2003) menyebutkan sebanyak 20-40% anak penderita ADHD juga didiagnosis mengalami gangguan perilaku. Sejalan hal ini, Stewart, Cummings, Singer, dan DeBlois (dalam Grainger, 2003) menemukan bahwa 3 dari 4 anak dengan gangguan perilaku agresif ternyata juga hiperaktif, dan 2 dari 3 anak hiperaktif juga mengalami gangguan perilaku.

Secara akademis, anak yang mengalami masalah dengan perilaku biasanya mengalami kesulitan untuk dididik di lingkungan kelas yang “tradisional” sehingga prestasi akademiknya rendah dan mereka seringkali didiagnosis mengalami kesulitan belajar. Riset juga menunjukkan gangguan perilaku berhubungan dengan tingkat membolos dan drop out (DO) dari sekolah (Jimerson, et.al., 2002).

Riwayat yang Diduga ADHD:
1. Masa baby – infant
- Anak serba sulit
- Menjengkelkan
- Serakah
- Sulit tenang
- Sulit tidur
- Tidak ada nafsu makan

2. Masa prasekolah
- Terlalu aktif
- Keras kepala
- Tidak pernah merasa puas
- Suka menjengkelkan
- Tidak bisa diam
- Sulit beradaptasi dengan lingkungan

3. Usia sekolah
- Sulit berkonsentrasi
- Sulit memfokuskan perhatian
- Impulsif

4. Adolescent
- Tidak dapat tenang
- Sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat
- Tidak konsisten dalam sikap dan penampilan

Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
a. Methylphenidate
b. Amphetamine
c. Atomoxetine
d. Pemoline
e. Nortriptyline

2. Terapi behaviour
Terapi cognitive behaviour untruk membantu anak dengan ADHD untuk beradaptasi skill dan memperbaiki kemampuan untuk memecahkan masalah.

3. Kombinasi 1 dan 2

4. Rutin komunitas care

Sekarang mari kita lanjutkan pembahasan tentang autisme.

Menurut Adriana S. Ginanjar (2008) di dalam presentasi “Penanganan Terpadu Bagi Anak Autis”:

*  Autisme pertama kali diteliti oleh Leo Kanner (1943) yang mengamati 11 anak dengan ciri-ciri khusus. Disimpulkan bahwa terdapat 2 ciri penting anak autis adalah:

1. Extreme aloness
2. Keinginan untuk mempertahankan kesamaan.
*  Berdasarkan DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) autis merupakan salah satu Pervasive Developmental Disorder.

* Tiga ciri utama autisme:

1. Gangguan interaksi sosial,
2. Gangguan komunikasi,
3. Pola tingkah laku/minat yang repetitif dan stereotip.
Gejala di atas telah muncul sebelum anak berusia 3 tahun.

Berikut ini penjelasannya:

1. Gangguan Interaksi Sosial

• Gangguan yang jelas pada perilaku non-verbal (kontak mata terbatas, ekspresi wajah datar, tidak menoleh jika dipanggil).
• Tidak mau bermain dengan teman sebaya dengan cara yang sesuai (wajar).
• Tidak mau (enggan) berbagi minat dengan orang lain.
• Kurang mampu melakukan interaksi sosial timbal-balik.

2. Gangguan Komunikasi

• Terlambat bicara atau tidak bisa bicara tanpa kompensasi penggunaan gesture (isyarat, gerak-bahasa tubuh).
• Mereka yang bisa bicara biasanya tidak dapat memulai dan mempertahankan percakapan.
• Penggunaan bahasa yang berulang, stereotipik atau tidak dapat dimengerti

3. Perilaku dan Minat yang Terbatas

•Minat yang terbatas dan abnormal dalam intensitas dan fokus.
• Terikat secara kaku pada ritual yang kelihatannya tidak memiliki fungsi khusus.
• Gerakan yang stereotipik dan berulang (flapping, gerakan jari-jari, bertepuk tangan, menyentuh benda-benda, rocking)
• Preokupasi pada bagian dari benda.

Demikian penjelasan kami. Semoga bermanfaat. Jika ada hal lebih lanjut yang ingin diketahui/ditanyakan, silakan berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, dokter psikiater anak, dokter, atau psikolog terdekat di kota Anda.




Baca juga

7 Juli 2021
CARA AMAN MENERIMA PAKET SAAT PANDEMI
CARA AMAN MENERIMA PAKET SAAT PANDEMI Sebelum pandemi virus corona muncul, metode belanja online sudah banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Belanja online dianggap menghemat waktu dan memberikan kemudahan dalam mencari barang. Semenjak pandemi merebak, metode belanja online kian menjadi populer. Bagaimana tidak, masyarakat diimbau untuk tidak keluar rumah demi mencegah penularan COVID-19. Artinya, kegiatan berbelanja di pasar dan mall harus dikurangi. Kendati belanja online terbilang aman, karena tak perlu berada di kerumunan orang atau bepergian ke luar rumah, bahaya penularan COVID-19 tetap mengintai. Risiko penularan dapat terjadi saat Anda terima paket belanja online.Kuman seperti bakteri dan juga virus dapat menempel di paket lalu mengontaminasi tangan. Kuman di tangan bisa masuk menginfeksi tubuh sehingga menyebabkan Anda terkena penyakit.
3 Juni 2021
TIPS PADU PADAN BAJU ANAK AGAR SI KECIL TAMPIL STYLISH
Para orangtua yang senang tampil stylish, biasanya juga menerapkan hal yang sama pada si kecil. Model dan warna akan menjadi pertimbangan penting dalam memilih pakaian anak. Sedangkan, sebagian orangtua lain, bersikap lebih santai dalam memilih baju anak, bagi mereka yang penting kenyamanan. Bahkan, cenderung bingung jika harus memadupadankan pakaian yang cocok untuk usia dan gaya si kecil. Padahal, anak-anak bisa loh tampil stylish dan tetap nyaman. Meski harus di rumah saja, melihat anak-anak tampil menggemaskan dengan kombinasi baju yang tepat tentu menyenangkan. Apalagi, di era digital ini, kita seringkali membagikan foto si kecil di media sosial.
20 Mei 2021
TIPS CARA MENABUNG DENGAN BENAR MENURUT PAKAR KEUANGAN
CARA MENABUNG DENGAN BENAR MENURUT PAKAR KEUANGAN Menabung adalah salah satu cara dalam pengelolaan keuangan yang bertujuan untuk menyiapkan dana cadangan di masa depan. Tabungan juga berperan untuk menjamin kestabilan keuangan Anda jika mengalami hal yang tidak diinginkan kemudian hari. Secara tidak langsung, menabung dapat membantu Anda mengetahui tentang prioritas dalam keuangan. Memulai aktivitas menabung berperan penting di dalam alur keuangan, terutama bagi Anda yang baru saja bekerja dan pertama kali memiliki penghasilan. Kenyataannya, menabung tidak selalu menjadi kebiasaan yang mudah untuk setiap orang walaupun sudah mengetahui banyak manfaatnya untuk masa depan. Hal ini akan menjadi lebih sulit jika Anda tidak mulai membiasakan cara menabung yang benar. Menabung tidak hanya tentang berapa banyak uang yang mampu Anda sisihkan. Lebih dari itu, menabung adalah tentang membentuk kebiasaan yang terus-menerus. Kata kuncinya adalah konsistensi. Di internet, ada banyak sekali cara menabung yang mudah sesuai dengan kondisi Anda. Jika sampai saat ini Anda masih mengalami kesulitan untuk menyisihkan uang, mungkin ada yang salah dengan cara Anda menabung.
15 April 2021
MANFAAT BERBUKA PUASA DENGAN KURMA DAN AIR PUTIH
MANFAAT BERBUKA PUASA DENGAN KURMA DAN AIR PUTIH Bulan Ramadan telah tiba, inilah saatnya bagi umat muslim di seluruh dunia untuk menjalankan ibadah puasa. Selama kurang lebih 12 jam, mereka yang menjalankan puasa harus menahan rasa lapar dan haus, serta mengendalikan hawa nafsu. Terbiasa dengan jadwal dan minum rutin, mendatangkan berbagai kekhawatiran bagi sebagian orang yang berniat menjalankan puasa. Bagaimana dengan kebutuhan air mineral dan gula darah? Bagaimana menjaga produktivitas agar tidak menurun di tengah dahaga dan rasa lapar? Sebenarnya hal-hal seperti yang tersebut di atas tidak perlu dikhawatirkan, karena puasa sendiri memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Mulai dari memperbaiki pola makan, meningkatkan sistem imunitas, memperbaiki sistem pencernaan, dan kebaikan lainnya.[1] Sedangkan produktivitas, memang biasanya akan menurun di hari-hari awal puasa karena tubuh sedang melakukan penyesuaian. Namun Anda tetap bisa mengatasinya dengan mengatur menu makan saat sahur, dan membiasakan diri untuk berbuka puasa dengan kurma dan air mineral.  Mengapa kurma dan air mineral? Kedua makanan dan minuman tersebut merupakan menu yang terbilang sederhana namun memiliki khasiat luar biasa ketika dijadikan santapan berbuka puasa.

Lihat juga